8/11/2013

Pasirku di Negeri seberang



tulisan yang di dedikasikan untuk para kaum pribumi baik perantau maupun penduduk asli yang tinggal di pulau ini untuk menghayati betapa lugasnya makna Tanah air tercinta ini. martabat bangsa adalah martabat diri, martabat diri adalah pangkal dari sebuah keimanan kita terhadap Sang Pencipta. Jaga, lestarikan, dan pelihara bumi pertiwi kita...Indonesia

Deruan berita mengenai penyimpangan-penyimpangan yang melanda Nusantara ini terus nampak diberbagai media massa.namun dari segi kuantitas, dibanding berita-berita selebritis, politik, maupun lainnya,kasus ini sebenarnya baru dieksplor sekian persen saja.entah penyimpangan itu dilakukan oleh pihak luar maupun dari pihak bangsa kita sendiri.salah satu dari penyimpangan yang akan disampaikan adalah mengenai kasus tenggelamnya beberapa pulau yang pernah ada di Indonesia.dinilai ini adalah suatu penyimpangan karena hal ini timbul bukan disebabkan oleh fenomena alam,melainkan adanya campur tangan pihak-pihak atau manusia yang belum memiliki kesadaran akan berbangsa dan bernegara serta adanya mental Nasionalisme yang masih dangkal.
Banyaknya pulau di Indonesia yang kini telah membuatkan gedung-gedung pencakar langit, bangunan elite nan kokoh untuk Singapura itu telah mengiris pedih hati para patriot bangsa.ya..... dinegeri Singapura itulah pulau-pulau itu pindah.satu demi satu pulau Nusantara ini lenyap.para pengusaha penambang pasir dengan mudahnya mengeruk hanya lewat lobi-lobi kecil dan birokrasi yang nampaknya memang sangat mudah ditembus oleh para pejuang Singapura.bagi pemerintah Singapura, para pengusaha tambang pasir tersebut merupakan pejuang yang telah ikut mensukseskan Gala proyek dinegerinya, namun apakah sama halnya bagi Indonesia? Jelas sama sekali bertolak-belakang.
Sangatlah tragis apa yang sedang terjadi di Nusantara ini.Pulau-pulau yang seharusnya menjadi aset bangsa hingga akhir hayat, ternyata dijual dengan harga yang sangat rendah,kurang dari 3 dollar Singapura per kubik atau kurang lebihnya Rp. 15.000,-atau senilai dengan sepiring nasi uduk di Jakarta.dan anehnya harga ini masih lebih rendah dibanding harga pasir didalam negeri sendiri. Dapat kita bayangkan...apakah manusia-manusia di negara ini martabatnya juga bisa dibayar dengan harga serendah itu? Kenyataannya 100 % ya.dari yang namanya dinas perijinan, pertahanan dan keamanan, hingga anggota dewan pun pastinya terlibat didalamnya.Mental dan patriotisme yang masih rendah ternyata masih menjadi jiwa atausoulmatenya aparatur negara.terkadang mereka tersinggung dan marah apabila dikatakan seperti itu,namun apa realitas yang terjadi.rakyat kini telah pintar menganalisa pembodohan yang dilakukan pemerintah,sehingga tanpa bukti otentik maka selamanya rakyat akan mengecap seperti itu.sebetulnya kalau kita sadari,tidak sulit pemerintah untuk mengembalikan citra baiknya,namun karena nafsu dan emosional satani yang ada didirinya maka terkadang spontan mengubah mentalitasnya, dari yang awalnya disumpah akan memenuhi kewajiban dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya,memegang teguh UUD dan menjalankan segala UU peraturannya dengan selurus-lurusnya serta berbakti kepada Nusa dan bangsa namun akhirnya berubah menjadi aji mumpung,yaitu mumpung menjabat, mumpung bisa, mumpung ada.
Jutaan ton pasir dari berbagai penjuru tepian pulau Indonesia dibawa ke negeri Tetangga.dengan bersumber dari data yang ada, Skandal ekspor pasir yang dilakukan ke berbagai negara di asia mencapai 9,5 juta US dollar- 14,41 juta US dollar.sedangkan Singapura tercatat sebagai pengimpor terbesar,yaitu mencapai kisaran 6 juta US dollar.
Kiranya tidak pantas jika Pemerintah membiarkan tragedi ini terus terjadi.apakah rakyat harus mengingatkan kepada pemerintah akan bunyi UUD45 pasal 33 ayat 3, yaitu...
Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. 
Banyak rakyat, aktivis maupun LSM yang mengetahui hal ini merasa geregetan.seolah-olah Undang-Undang dinegeri ini hanyalah tulisan yang dibukukan dan sekedar menjadi teori maupun mata pelajaran ditiap-tiap sekolahan dan perkuliahan semata.sepertinya Pancasila dan Undang-Undang Dasar yang selama ini di dewa-dewakan oleh Pemerintah dalam mengatur kehidupan dalam berbangsa dan bernegara telah mengalami revolusi yang begitu tragis.
Sangat Nista sekali apabila negara ini ditenggelamkan oleh bangsanya sendiri,dahulu para pahlawan berjuang pantang mundur mencoba melawan ganasnya senjata api musuh,meninggalkan anak istrinya demi tekad merdeka,tidur beralaskan rumput dan beratapkan langit demi sebuah negara kesatuan.namun kini,jiwa kapitalis sedang berlomba-lomba merusak dan menjual Nusantara ini yang seharusnya tak kan pernah mampu dibayar dengan uang.jika pahlawan-pahlawan itu masih hidup,mungkin mereka akan berkata’’hanya lewat darahlah mereka bisa merebut dariku’’
Mungkin sudah saatnya Para Menteri di NKRI ini perlu diberikan raport tiap akhir tahun dan apabila rakyat mengetahui bahwa departemen yang dipimpinnya itu punya nilai merah,tak seharusnya Presiden memperpanjang masa jabatannya dan harus diganti dengan yang baru, yang lebih memiliki rasa Nasionalisme dan patriotisme tinggi,cerdas,berwibawa ,dan tanggap akan kondisi rakyatnya.
Tanah ini tempat aku berpijak,air ini sumber segala sumber kehidupan.telah terpisahkan persaudaraan pasir ke negeri seberang dan tak bisa di pertemukan kembali,karena si muda telah menjulang tinggi,sedang si tua tenggelam pedih.entah berapa tahun lamanya,...aku tak ingin negeriku tinggal jalan setapak.ataukah diufuk senja kamu akan melihat diseberang sana garis-garis cahaya mentari yang melewati gedung-gedung megah dan membentuk sandi seolah-olah mereka menari, tertawa terbahak-bahak sedang dirimu menjinjing celana panjang diatas lutut karena tempat kamu berpijak sudah berair garam serta mereka melambaikan tangan seraya mengucapkan,
bye-bye Indonesia, thanksfull and very kind of you......

1 komentar:

  1. tulisan yang membuat keprihatinan kita semakin dalam. Kalau ingat bagaimana tiap pimpinan yang kita pilih selalu tidak jujur, lama-lama saya ogah memilih kalau ada panggilan pilkada, pilkades dan semua bangsa pil-pilan. Namun kita tak boleh patah semangat. So please tell me what should I do youngman, dont make me poor and ugly.

    BalasHapus